Wayang Kulit, Kebudayaan Yang Terlupakan

Akhirnya tibalah waktu saya mengerjakan tugas ini. Sebenarnya tugas ini tidaklah berat, namun saya bingung memilih budaya yang terlupakan versi saya, karena menurut saya sudah banyak sekali seni kebudayaan di Indonesia yang terlupakan. Dikarenakan saya termasuk orang jawa (walau tidak bisa berbahasa jawa -_-) jadi saya memilih kebudayaan Wayang Kulit. Here we go...

Ini adalah salah satu pagelaran wayang kulit:


ps. menurut saya backsoundnya horror -_-



Wayang kulit ialah kesenian tradisional khas Indonesia, khususnya di daerah Jawa tetapi ada pula yang berasal dari daerah lain, seperti daerah Sumatra, Kalimantan. Pagelaran wayang kulit biasanya di langsungkan semalaman suntuk dan cerita yang panjang untuk menghibur para penonton. Biasanya untuk mementaskan wayang kulit secara lengkap dibutuhkan kurang lebih 18 orang pendukung. Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang merangkap menjadi narator dialog-dialog tokoh, dengan diiringi musik gamelan yang dimainkan oleh sekelompok nagaya dan tembang dinyanyikan oleh para pesinden. Dalang memainkan wayang kulit dibalik layar kelir, yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara dibelakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak (blencong), sehingga para penoton disisi lainnya dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir.



Saya pernah membaca bahwa saat ini sebenarnya wayang kulit sudah banyak beredar di Negara Lain, bahkan wayang kulit telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, tetapi sangat disayangkan malah di negara asalnya budaya wayang kulit ini jarang diminati bahkan terlupakan, khususnya oleh para kalangan muda. 

Padahal pada era-nya dulu, wayang kulit sempat menjadi pagelaran wajib di acara-acara seperti perkawinan ataupun khitanan di daerah Jawa, tepatnya Jawa Tengah. Sekarang ini banyak sekali faktor-faktor yang menyebabkan menurunnya kepopuleran dari wayang kulit ini. Akibat pengaruh dari luar salah satunya yang sangat berpengaruh terhadap terlupakannya budaya wayang kulit ini. Para kalangan muda menganggap kebudayaan barat lebih modern dan lebih unggul dibandingkan budaya tradisioanal seperti wayang kulit ini yang dianggap sudah ketinggalan zaman. Mereka sudah terhipnotis dengan kebudayaan luar yang belum tentu baik diikuti, bahkan mereka seperti lebih mencintai kebudayaan negara orang daripada kebudayaan di negerinya sendiri.
Lalu ada pula akibat Pergesaran Budaya. Kebudayaan dan tradisi merupakan salah satu faktor terbentuknya identitas suatu bangsa. Tetapi disaat ini terjadi pergeseran budaya, dimana budaya sudah dianggap tidak penting lagi dan telah dilupakan. Ditambah lagi wawasan masyarakat mengenai nusantara sangatlah minim sehingga banyak yang tidak menjaga kelestarian budaya Nusantara ini. 

Sebenarnya kita sebagai warga negara yang baik seharusnya melakukan upaya-upaya agar tetap dapat melestarikan budaya tradisional Indonesia, seperti: mejadikan wayang sebagai lukisan di rumah, mengadakan kompetisi yang berhubungan dengan wayang, membuat sosialaisasi di sekolah-sekolah agar para generasi muda setidaknya mengenal kebudayaan tradisional yang terlupakan ini, dan pagelaran wayang yang masih eksis beredar pun dapat mengemas pagelaran wayang menjadi lebih modern agar menarik kalangan muda untuk menonton pagelaran wayang ini.

Komentar

Postingan Populer